Hipertensi dan Diabetes Melitus merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) dengan angka prevalensi yang cukup tinggi. Hasil Riskesdas 2013 menunjukan prevalensi penderita DM sebesar 1,1 % selanjutnya meningkat menjadi 2,1% pada tahun 2018, peningkatan prevalensi penderita DM terjadi hampir di semua provinsi. Sedangkan prevalensi Hipertensi berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8% meningkat menjadi 37% pada th 2018, sementara itu prevalensi hipertensi di Jawa Tengah menunjukan lebih tinggi dari angka nasional yakni 26,4%. Hipertensi dan DM termasuk dalam kategori penyakit antara, artinya apabila tidak dilakukan upaya –upaya pengendalian akan berlanjut ke penyakit-penyakit seperti Stroke, penyakit gagal ginjal, penyakit jantung koroner dan sebagainya.
Faktor risiko PTM yang terdiri dari merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, konsumsi alkohol dan Stres, semuanya dapat dikendalikan dengan perilaku Gaya hidup sehat. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM. Untuk itu diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat termasuk dunia usaha guna melakukan deteksi dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Berdasarkan Buku Saku Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 sampai 2020 triwulan III, berikut data tentang Prosentase kasus PTM dan Posbindu PTM di Wilayah Kerja Balkesms Wilayah Magelang.
Prosentase Kasus PTM di Jawa Tengah Tahun 2018 – 2020 :
Tahun | Hipertensi | DM | Jantung | Stroke | Kanker |
PPOK |
2018 | 22,1% | 14,6% | 1,4% | 3,3% | 0,2 ‰ | 2,6 |
2019 | 68,6% | 14,8% | 1,7% | 3,7 ‰ | 0,4% | 2,9 |
2020 | 69,4% | 15,7% | 1,8% | 3,8 % | 0,5 % | 3,3 |
Distribusi Jumlah Posbindu PTM di Wilayah kerja Balkesmas Magelang :
Tahun | Cilacap | Kebumen | Banyums | Purblga | Mglg | Kot. Mglg | Purwrjo |
2018 | 156 | 289 | 245 | 260 | 30 | 23 | 502 |
2019 | 289 | 437 | 482 | 288 | 361 | 23 | 584 |
2020 (TW.III) | 298 | 476 | 482 | 288 | 375 | 23 | 584 |
Meningkatnya kasus PTM dalam beberapa kurun waktu yang disebabkan karena meningkatnya Faktor Risiko PTM di masyarakat seperti pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol dan stres maka dibutuhkan upaya yang tepat dalam deteksi dini faktor risiko PTM seperti penyelenggaraan Posbindu PTM di tempat kerja atau dunia usaha. Posbindu PTM di tempat kerja, karyawan merupakan target perubahan, agen pengubah sekaligus sebagai sumber daya dengan dibekali pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM dan tinjaklanjutnya. Karena masih banyak tempat kerja yang belum menerapkan Posbindu sehingga diperlukan fasilitasi dan pendampingan pelaksanaan Posbindu PTM institusi di tempat kerja.