FASILITASI PENGUATAN TIM GERAK CEPAT / TGC KLB  DI WILAYAH KERJA BALKESMAS WILAYAH MAGELANG

Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah/ kriasis kesehatan .

Provinsi Jawa Tengah, yang secara administrative terdiri dari 35 (tiga puluh lima) kabupaten/kota, 573 kecamatan dan 8.559 desa/ Renstra BPBD Prov Jateng 2018-2023| 2 kelurahan (7.809 desa dan 750 kelurahan). Secara kebencanaan wilayah tersebut mempunyai risiko terhadap bencana, yaitu:

▪ Wilayah dataran meliputi dataran pantai dan dataran alluvial. Dataran alluvial dan pantai mendominasi di daerah sisi utara Jawa Tengah,

▪ Daerah pegunungan meliputi Pegunungan Muria, Kendeng. Gunung berapi di Jawa Tengah meliputi Gunung Merapi, Slamet, Sindoro, Sumbing, Merbabu, dan Dataran Tinggi Dieng.

▪ Secara hidrologi, Jawa Tengah dilalui oleh beberapa sistem sungai besar yang membentuk kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS). Jawa Tengah mempunyai 128 (seratus dua puluh delapan) DAS yang dikelompokkan dalam 10 Wilayah Sungai (WS). ▪ Selain faktor ancaman dari kondisi alam, kebencanaan ditentukan pula oleh faktor kerentanan masyarakat terhadap bencana. Data kependudukan Jawa Tengah menunjukkan kerentanan yang relatif tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana. Data BPS tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Jawa Tengah ± 36.020.405 jiwa.

Potensi bencana yang terjadi di Jawa Tengah meliputi seluruh jenis bencana baik yang disebabkan oleh alam, non alam maupun sosial. Bencana alam meliputi banjir, tanah longsor, kekeringan, gempabumi, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, kebakaran permukiman, cuaca ekstrem, gunungapi, abrasi, sedangkan bencana non alam meliputi Gagal Teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit, Epidemi dan Wabah Penyakit, serta bencana sosial berupa Konflik Sosial antar masyarakat dan terror.

Data Bencana Banjir,Gempa Bumi ,Tanah Longsor dan Erupsi Gunung Berapi di Kab/Kota Wilayah Kerja Balkesmas Magelang Tahun 2020 -2023 sbb :

NO Kab/Kota BENCANA ALAM
BANJIR ANGIN KENCANG TANAH LONGSOR ERUPSI GUNUNG
20 21 22 20 21 22 20 21 22 20 21 22
1 Cilacap 20 1 30
2 Banyumas 43 236 231
3 Kebumen 6 397 122 204 232 452
4 Purbalingga 42 7 32 28 55 19
5 Purworejo 94 52
6 Magelang 1 6 5 2 242 216 205 234 154 7 3
7 Kt Magelang 4

Berikut gambaran capaian indicator kinerja terkait Kejadian Luar Biasa/Bencana/Krisis Kesehatan Jawa Tengah :

NO Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran, Program (Outcome), Kegiatan (Output) Kinerja Program Tahun 2021 Kinerja Program Tahun 2022  

Kinerja Program Tahun 2023

 

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
1 Persentase Kabupaten/Kota Dengan Respon Cepat Penanggulangan KLB/Bencana < 24 Jam 100 100 100 100 100 100
2 Proporsi Pelayanan Kesehatan Pada Tanggap Darurat Krisis Kesehatan (%) 100 100 100 100 100 100
3 Persentase Pelayanan Kesehatan Tahap Pra Saat/Pasca Bencana / Krisis Kesehatan 100 100 100 100 100 100

Penanggulangan KLB/Bencana bertujuan memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman KLB/bencana yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh melalui kemitraan yang kuat antara pemerintah, public serta masyarakat.

Kejadian bencana setiap tahunnya selalu terjadi di wilayah Jawa Tengah dan setiap tahun selalu menimbulkan korban Jiwa, Luka berat,sedang,dan ringan, korban hilang atau pengungsian.

Kegiatan penanggulangan Bencana/KLB bidang Kesehatan hendaknya tidak dilakukan saat tanggap darurat saja melainkan meningkatkan kesiap-siagaan jajaran kesehatan serta intasnsi terkait  untuk siap terhadap kejadian bencana/KLB maupun Krisis Kesehatan  yang menyebabkan masalah kesehatan dimana saja.

Hal ini yang masih banyak memberikan kendala karena tidak adanya data yang akurat terkait potensi Bencana /KLB/Krisis Kesehatan termasuk masyarakat sesuai PUG ( Pengarustamaan Gender ) gol masyarakat  rentan yang menjadi prioritas, ketersediaan sarana dan  prasarana serta kesiap siagaan SDM yang terlibat sesuai dengan tugas dan kewenangnannya belum dilakukan secara optimal.Hal ini diperlukan penguatan jejaring kemitraan semua lintas sektor dan semua elemen masyarakat yang punya potensi yang terbentuk dalam TGC yang terpadu dan terintegrasi di wilayah kerja.

Pada saat proses tanggap darurat terdapat kesenjangan antara jumlah pengungsi dengan tenaga kesehatan yang diakibatkan banyaknya pengungsian diluar pengungsian yang dibentuk oleh BPBD Kab/Kota sehingga perlu adanya pendekatan dan koordinasi dengan pemangku kebijakan setempat guna mengakomodir layanan kesehatan di pengungsian selama 24 jam. Demikian pula tenaga kesehatan dari swasta yang tidak terkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Puskesmas Penangungjawab Layanan kesehatan di wilayah Bencana.

Dalam rangka meningkatkan upaya penanggulangan bencana/KLB yang terintegrasi baik Pra/Saat dan Pasca bencana/KLB/ krisis Kesehatan  termasuk Survey Mawas Diri dan Mitigasi antisipasi KLB/Bencana/Krisis Kesehatan  , Saat  maupun Pasca  KLB / Bencana /Krisis Kesehatan maka perlu dikembangkan kerjasama antar Kab/Kota di sekitar dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar dapat meminimalkan angka kejadian, dan dampak akibat KLB/Bencana/Krisis Kesehatan yang terjadi . Oleh karena itu Balkesmas Wilayah Magelang  melaksanakan Kegiatan, Fasilitasi Penguatan Kemitraan TGC bagi penduduk Yang Beresiko Terdampak Krisis Kesehatan akibat Bencana dan atau potensi bencana maupun KLB di Wilayah Kerja Balkesmas Magelang , Penanganan Wabah/ Bencana/ Krisis Kesehatan di Wilker dan Fasilitasi Pelayanan Teknis /Tim Kesehatan Pada Kondisi tertentu di Kab/Kota wilayah kerja Balkesmas  Wilayah Magelang .