PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM MENURUNKAN AKI

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita.  Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua siklus kehidupan, mulai dari bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Beberapa wilayah di Indonesia masih mengalami kendala dalam menurunkan AKI. AKI adalah banyaknya perempuan yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. AKI diperhitungkan pula pada jangka waktu enam minggu hingga setahun setelah melahirkan.

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat sudah lama di galakkan di Jawa Tengah, dan semua kabupaten dan kota juga telah melaksanakan kegiatan ini, hanya saja pelaksanaannya dan peruntukannya masih mencakup sebagian kecil masyarakat. Hal ini disebabkan kurang pedulinya masyarakat akan diri dan lingkungannya terutama di daerah perkotaan. Salah satunya adalah dengan pembentukan dan pemanfaatan Posbindu dalam hal ini yang terkait dengan PTM yaitu Posbindu PTM/ Lansia/ Posbindu Khusus. Berikut data AKI di Jawa Tengah dalam dua tahun terakhir serta target di tahun 2019. (Data buku saku Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2018)

Kab/ kota Tahun 2017 Tahun 2018 Target tahun 2019
Kab. Cilacap 20 22 14
Kab. Banyumas 14 18 10
Kab. Kebumen 12 10 7
Kab. Purworejo 11 11 8

Kesenjangan dalam pelaksanaan dalam menurunkan AKI di kabupaten/ kota adalah  kurangnya implementasi pelaksanaan program 5 NG di Kabupaten / kota. Permasalahan yang masih ada dalam pelaksanakan program penurunan AKI adalah meski telah tersosialisasi 5 NG tapi bumil / keluarga kadang tidak mau memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan pemerintah seperti rumah singgah , kurang cepatnya respon/penilaian awal saat akan partus di PPK I, atau terlambatnya mengambil keputusan merujuk yang biasanya terjadi pada keluarga bumil itu sendiri, bisa juga disebabkan karena kurang gizi pada ibu hamil.

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak salah satunya dengan pendekatan continum of care atau asuhan yang berkesinambungan secara komprehensif pada siklus kehidupan perempuan, salah satunya pelayanan pada usia remaja. Masa remaja merupakan masa prioritas dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi. Pelayanan masa remaja diantaranya dengan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dan pencegahan anemia defisiensi zat besi, konseling gizi, HIV AIDS dan napza.

Balai Kesehatan Masyarakat Wilayah Magelang mempunyai wilayah kerja meliputi 7 Kabupaten/kota yaitu Kab. Magelang, Kota Magelang, Kab. Purworejo, Kab. Purbalingga, Kab. Kebumen, Kab. Banyumas, dan Kab. Cilacap yang masing-masing mempunyai masalah kesehatan prioritas yang berbeda-beda. Kabupaten Cilacap, Banyumas, Kebumen dan Purworejo  merupakan Kabupaten dengan masalah kesehatan prioritas berupa jumlah angka kematian Ibu paling tinggi di wilayah kerja Balkesmas Wilayah Magelang.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dari berbagai sektor serta membentuk komitmen dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di wilayah kerja, maka Balkesmas Wilayah Magelang bersama dengan Dinas Kesehatan setempat melaksanakan kegiatan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi dengan pemberian tablet tambah darah. Harapannya mampu menurunkan kejadian anemia defisiensi zat besi khususnya pada remaja putri, untuk persiapan sebagai calon ibu sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu di wilayah kerja Balkesmas Wilayah Magelang.